Artikel

KOPDAR KE-9 EAFM: POTENSI, ALOKASI, DAN PELUANG PEMANFAATAN SDI DI WPP 711

    Dibaca 5551 kali berita

Pertemuan Stakeholder Perikanan Tangkap atau Kopi Darat EAFM ke-9, dilaksanakan di ruang pertemuan Arwana GMB II, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada tanggal 23 Januari 2020. Pertemuan kali ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap. Narasumber adalah Dirjen Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, ST. M.Sc dan Ketua Komnas Kajiskan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc, serta moderator adalah Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Dr. Ir. Luky Adrianto. Tema diskusi adalah Potensi, Alokasi, dan Peluang Pemanfaatan SDI di WPP 711.

Pemanfaatan SDI di WPP 711 harus dilandasi data, khususnya dengan adanya rencana mendatangkan armada dan nelayan dari Jawa, agar bisa mengisi kekosongan pemanfaatan perikanan dengan cara berkelanjutan serta menghindari masuknya armada asing. Ketersediaan data atau informasi masih terbatas yang dimiliki saat ini, sebaiknya digunakan secara bijak agar dapat menjadi acuan pengelolaan perikanan di WPP 711.

Dari pihak Komnas Kajiskan, menyampaikan bahwa data perikanan Indonesia, termasuk di WPP 711 sudah semakin baik, misalnya basis data yang digunakan untuk perhitungan potensi stok tidak hanya fish landing, tapi sudah didukung oleh data akustik, swept area, data logbook hasil tangkapan oleh observer. Kemudian para saintis juga menghitung MSY yang digunakan IOTC dan CCSBT.

Untuk meningkatkan kualitas data saat ini, sebaiknya perizinan penangkapan didasarkan atas pelaporan armada terhadap hasil tangkapan. Kualitas data yang dilaporkan harus menjadi salah satu syarat perizinan usaha penangkapan ikan. Sehingga mekanisme ini dapat melahirkan kerja sama saling membantu antara pelaku usaha perikanan dan pemerintah.

Kegiatan ini diikuti lebih dari 100 partisipan yang berasal dari berbagai instansi dan Lembaga, yaitu dari KKP sendiri dari berbagai Eselon 1, 2, dan 3, dari kampus IPB Bogor, STP, UNDIP Semarang, Univ. Lampung, Unsyiah Aceh, dari Komnas Kajiskan, LIPI, LAN, DKP Jatim, Kemenlu, kemudian dari Lembaga non pemerintah yaitu WWF, Rare, IPNLF, TERANGI, Kehati, MSC, CSF, SFP, GFW, EcoNusa, Aruna, MSC, YKAN, SEA-Project, USID, AP2HI, ATLI, WB, CTC, Hatfield-Indonesia, WCS, IOJI, NCC CTICFF, ASTUIN, serta KADIN.Pertemuan Stakeholder Perikanan Tangkap atau Kopi Darat EAFM ke-9, dilaksanakan di ruang pertemuan Arwana GMB II, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada tanggal 23 Januari 2020. Pertemuan kali ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap. Narasumber adalah Dirjen Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, ST. M.Sc dan Ketua Komnas Kajiskan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc, serta moderator adalah Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Dr. Ir. Luky Adrianto. Tema diskusi adalah Potensi, Alokasi, dan Peluang Pemanfaatan SDI di WPP 711.

Pemanfaatan SDI di WPP 711 harus dilandasi data, khususnya dengan adanya rencana mendatangkan armada dan nelayan dari Jawa, agar bisa mengisi kekosongan pemanfaatan perikanan dengan cara berkelanjutan serta menghindari masuknya armada asing. Ketersediaan data atau informasi masih terbatas yang dimiliki saat ini, sebaiknya digunakan secara bijak agar dapat menjadi acuan pengelolaan perikanan di WPP 711.

Dari pihak Komnas Kajiskan, menyampaikan bahwa data perikanan Indonesia, termasuk di WPP 711 sudah semakin baik, misalnya basis data yang digunakan untuk perhitungan potensi stok tidak hanya fish landing, tapi sudah didukung oleh data akustik, swept area, data logbook hasil tangkapan oleh observer. Kemudian para saintis juga menghitung MSY yang digunakan IOTC dan CCSBT.

Untuk meningkatkan kualitas data saat ini, sebaiknya perizinan penangkapan didasarkan atas pelaporan armada terhadap hasil tangkapan. Kualitas data yang dilaporkan harus menjadi salah satu syarat perizinan usaha penangkapan ikan. Sehingga mekanisme ini dapat melahirkan kerja sama saling membantu antara pelaku usaha perikanan dan pemerintah.

Kegiatan ini diikuti lebih dari 100 partisipan yang berasal dari berbagai instansi dan Lembaga, yaitu dari KKP sendiri dari berbagai Eselon 1, 2, dan 3, dari kampus IPB Bogor, STP, UNDIP Semarang, Univ. Lampung, Unsyiah Aceh, dari Komnas Kajiskan, LIPI, LAN, DKP Jatim, Kemenlu, kemudian dari Lembaga non pemerintah yaitu WWF, Rare, IPNLF, TERANGI, Kehati, MSC, CSF, SFP, GFW, EcoNusa, Aruna, MSC, YKAN, SEA-Project, USID, AP2HI, ATLI, WB, CTC, Hatfield-Indonesia, WCS, IOJI, NCC CTICFF, ASTUIN, serta KADIN.

Kumpulan Penelitian Perikanan Tangkap
Status Stok Sumber Daya Ikan
KEPMEN 50/2017
O M U
Overfishing Moderate Underfishing
WPP-571
Cumi-cumi M
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-572
Cumi-cumi U
Ikan Demersal M
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting U
Lobster M
Rajungan U
Udang Penaeid O
WPP-573
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting U
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-711
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting O
Lobster M
Rajungan O
Udang Penaeid M
WPP-712
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-713
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-714
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid U
WPP-715
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-716
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-717
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster O
Rajungan O
Udang Penaeid U
WPP-718
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
Ukuran Matang Gonad Beberapa Jenis Ikan
Ikan Panjang_lm
Tuna Sirip Kuning 137,50 (FL)
Tuna Sirip Biru 140 cm
Tuna Mata Besar Jantan : 140,5-151,9  
Betina : 133,5-137,9(FL)
Tuna Albakor 107.5 cm
Tongkol Krai 29-30 cm
Tongkol Komo 40-65 cm
Tongkol 35 cm
Teripang 16 cm,184 gr
Teri Jengki 6 cm
Tenggiri 40-45 cm
Tembang 11,95 FL
Slanget Jantan : 13,9-14,6
Betina : 13,1-13,8 (TL)
Selar Kuning J: 13,9-14,2
B: 13,5-13,8 (TL)
Selar Bentong 20,80 FL
Rajungan 7-9 cm (CL)
Peperek 13.0 SL
Pari Manta 380-460 cm
Pari M:59.9-69.1 /F:59.9-69.1 cm
Mata Tujuh M:3.51-4.0/ F:4.01-4.5 cm
Mahi-mahi 65 cm
Lencam 45.3 cm
Lemuru 15.0 cm
Betina: 9,9 (TL)
Layaran 156-250 cm
Layang Deles Jantan : 19,6-20,1
Betina : 19,8-20,3
Layang 16,21 FL
Kuwe 42.0 SL
Kurisi F:15-18 cm
Kurau F:28.5-29 cm/ M:22.5-24.3 cm
Kuniran F:13.6-14.3/ M:14.4-15.1 cm
Kerapu 39 cm
Kerang Dara M : 2.720-2.950 cm/ F:2.230-3.050 cm
Kepiting Bakau 9-10 up CL/301-400 gr
Kembung 16,89 FL
Kambing kambing 14.0 TL
Kakap Putih 29-60 cm
Kakap Merah 42.9 FL
Gerotgerot 40.0 cm
Cakalang 40-41.9 cm
Butana 18.0 FL
Belanak 24-26 cm
Bawal Putih 18 cm
Bawal Hitam 22-24 cm
Baronang 24 cm
Barakuda F:66.0 FL/ M:60.0 FL
Banyar 18,03 FL
Supported by
WWF