Berita Utama

Oleh: Sukron Alfi Rintiantoto/WWF Indonesia Foto: Konsultasi Publik 1 Aturan Pemanfaatan Kepiting Bakau di Hoat Soarbay Dilaksanakan di Langgur, 31 Agustus 2023   Kepiting bakau atau Mud Crab merupakan kelompok besar dari arthropoda yaitu krustasea yang umumnya ditemukan di perairan estuari (Sheley, C. dan Lovatelli, A., 2011). Di Indonesia, alat tangkap dominan untuk kepiting bakau adalah bubu (perangkap) dan jaring (gillnet), selain itu ada juga metode penangkapan lain yaitu tangkap tangan (handpicking) dan ganco. Kepiting bakau merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi, dapat dilihat dari harga jual yang terus meningkat di pasaran terutama di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan kepiting bakau memiliki nilai gizi yang cukup baik jika dikonsumsi (Sulaiman & Hanafi, 1992; Winestri et al., 2014). Faktor ini menjadi pemicu terjadinya peningkatan laju eksploitasi kepiting bakau di alam. Menurut data statistik perikanan tangkap yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2019, volume produksi kepiting bakau mencapai 28.929 ton.   Selain isu penanganan hasil tangkapan yang kurang baik yang mempengaruhi kualitas kepiting dan harga rendah, juga terdapat risiko eksploitasi yang dipicu oleh penangkapan berlebih. Yayasan WWF Indonesia bersama para pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, desa, akademisi, dan masyarakat sepakat untuk melakukan prog ...
Berita Terkait   Semua Berita
Perairan kepulauan Alor terkenal memiliki keanekaragaman sumber daya perairan dan laut yang tinggi. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KEPMEN KP) Nomor 106 Tahun 2023 dengan nomenklatur Kawasan Konservasi di Perairan di Wilayah Kepulauan Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur dikelola sebagai Taman Perairan yang memiliki kawasan seluas 277.072,60 hektar. Kawasan konservasi perairan memiliki manfaat utama untuk m ...
KKPNews, Jakarta –  Data kerap kali menjadi polemik karena kesimpangsiuran data yang beredar. Padahal data yang akurat sangat diperlukan untuk mengatasi sejumlah problem yang ada di sektor kelautan dan perikanan. Misalnya saja data produksi perikanan saat ini masih beragam padahal, validasi data tersebut sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan sumber daya ikan.   Alhasil untuk memperoleh data yang akurat, mau tidak mau Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus b ...
Oleh:Chiquita Tri Rezki Pada Kamis, 17 Oktober 2013 lalu dalam rapat perkembangan implementasi EAFM yang bertempat di Bogor telah diluncurkan situs web National Working Group (NWG) 2 tentang Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) www.eafm-indonesia.net , yang diresmikan oleh Kepala Sub Direktorat Laut Territorial dan Kepulauan, Direktorat Sumber Daya Ikan, Ibu Ir. Erni Widjajanti, M.Ag.Buss. Situs web ini merupakan penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dengan tampilan dan i ...
Kumpulan Penelitian Perikanan Tangkap
Status Stok Sumber Daya Ikan
KEPMEN 50/2017
O M U
Overfishing Moderate Underfishing
WPP-571
Cumi-cumi M
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-572
Cumi-cumi U
Ikan Demersal M
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting U
Lobster M
Rajungan U
Udang Penaeid O
WPP-573
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting U
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-711
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting O
Lobster M
Rajungan O
Udang Penaeid M
WPP-712
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-713
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-714
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid U
WPP-715
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-716
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-717
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster O
Rajungan O
Udang Penaeid U
WPP-718
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
Ukuran Matang Gonad Beberapa Jenis Ikan
Ikan Panjang_lm
Tuna Sirip Kuning 137,50 (FL)
Tuna Sirip Biru 140 cm
Tuna Mata Besar Jantan : 140,5-151,9  
Betina : 133,5-137,9(FL)
Tuna Albakor 107.5 cm
Tongkol Krai 29-30 cm
Tongkol Komo 40-65 cm
Tongkol 35 cm
Teripang 16 cm,184 gr
Teri Jengki 6 cm
Tenggiri 40-45 cm
Tembang 11,95 FL
Slanget Jantan : 13,9-14,6
Betina : 13,1-13,8 (TL)
Selar Kuning J: 13,9-14,2
B: 13,5-13,8 (TL)
Selar Bentong 20,80 FL
Rajungan 7-9 cm (CL)
Peperek 13.0 SL
Pari Manta 380-460 cm
Pari M:59.9-69.1 /F:59.9-69.1 cm
Mata Tujuh M:3.51-4.0/ F:4.01-4.5 cm
Mahi-mahi 65 cm
Lencam 45.3 cm
Lemuru 15.0 cm
Betina: 9,9 (TL)
Layaran 156-250 cm
Layang Deles Jantan : 19,6-20,1
Betina : 19,8-20,3
Layang 16,21 FL
Kuwe 42.0 SL
Kurisi F:15-18 cm
Kurau F:28.5-29 cm/ M:22.5-24.3 cm
Kuniran F:13.6-14.3/ M:14.4-15.1 cm
Kerapu 39 cm
Kerang Dara M : 2.720-2.950 cm/ F:2.230-3.050 cm
Kepiting Bakau 9-10 up CL/301-400 gr
Kembung 16,89 FL
Kambing kambing 14.0 TL
Kakap Putih 29-60 cm
Kakap Merah 42.9 FL
Gerotgerot 40.0 cm
Cakalang 40-41.9 cm
Butana 18.0 FL
Belanak 24-26 cm
Bawal Putih 18 cm
Bawal Hitam 22-24 cm
Baronang 24 cm
Barakuda F:66.0 FL/ M:60.0 FL
Banyar 18,03 FL
Supported by
WWF