Artikel

Indonesia Miliki Modul Kompetensi EAFM 3 Okupasi: Perencana, Evaluator, dan Pelaksana

    Dibaca 960 kali ikan publikasi profil aktivitas berita eafm wwf kkp

Konsep Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) di Indonesia diperkenalkan pertama kali pada tahun 2009 dan telah dilegalkan penggunaannya melalui Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 18/Kep-Djpt/2014 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Untuk Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem. Petunjuk teknis tersebut merupakan acuan bagi pemerintah, pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring serta evaluasi status pengelolaan dan pemanfaatan perikanan dengan pendekatan ekosistem di 11 (sebelas) WPP-NRI.  

Foto: Proses Finalisasi Modul EAFM (WWF Indonesia/amustofa)

Di dalam implementasinya ditetapkanlah Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem yang dimaksudkan sebagai acuan bagi pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi kerja pada bidang pengelolaan perikanan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 9/Permen-Kp/2015 Tentang Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem. Berdasarkan peraturan Menteri tersebut, terdapat setidaknya tiga okupasi dalam EAFM yaitu Perencana, Evaluator, dan Pelaksana.

 

Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Puslatluh) KKP, dalam hal menyediakan tenaga pengelola yang memiliki kompetensi dalam implementasi EAFM melaksanakan pelatihan-pelatihan yang melihatkan pihak-pihak yang terkait. Pelatihan-pelatihan tersebut dilaksanakan dengan acuan utama adalah modul pelatihan sesuai dengan level okupasinya. Guna meningkatkan kompetensi sumber daya manusia terkait dengan implementasi EAFM di Indonesia, saat ini telah tersedia modul EAFM dalam 3 Okupasi yaitu Perencana, Evaluator, dan Pelaksana. Ketiga modul tersebut masing-masing dibagi lagi menjadi tiga jenjang sesuai keahlian yaitu teknisi, ahli, dan pelaksana.

 

Setelah Modul Okupasi Perencana disusun sebelumnya, Yayasan WWF Indonesia selanjutnya memfasilitasi penyusunan modul pelatihan EAFM untuk Okupasi Pelaksana dan Evaluator demi mendukung Puslatluh dalam menciptakan tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi dalam bidang EAFM untuk pengelolaa perikanan di Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 11-14 Januari 2022. (Admin-AM)

 

Modul lengkap bisa diunduh pada tautan berikut: https://bit.ly/ModulEAFM3Okupansi

 

 

Kumpulan Penelitian Perikanan Tangkap
Status Stok Sumber Daya Ikan
KEPMEN 50/2017
O M U
Overfishing Moderate Underfishing
WPP-571
Cumi-cumi M
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-572
Cumi-cumi U
Ikan Demersal M
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting U
Lobster M
Rajungan U
Udang Penaeid O
WPP-573
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting U
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-711
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting O
Lobster M
Rajungan O
Udang Penaeid M
WPP-712
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-713
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-714
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid U
WPP-715
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-716
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-717
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster O
Rajungan O
Udang Penaeid U
WPP-718
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
Ukuran Matang Gonad Beberapa Jenis Ikan
Ikan Panjang_lm
Tuna Sirip Kuning 137,50 (FL)
Tuna Sirip Biru 140 cm
Tuna Mata Besar Jantan : 140,5-151,9  
Betina : 133,5-137,9(FL)
Tuna Albakor 107.5 cm
Tongkol Krai 29-30 cm
Tongkol Komo 40-65 cm
Tongkol 35 cm
Teripang 16 cm,184 gr
Teri Jengki 6 cm
Tenggiri 40-45 cm
Tembang 11,95 FL
Slanget Jantan : 13,9-14,6
Betina : 13,1-13,8 (TL)
Selar Kuning J: 13,9-14,2
B: 13,5-13,8 (TL)
Selar Bentong 20,80 FL
Rajungan 7-9 cm (CL)
Peperek 13.0 SL
Pari Manta 380-460 cm
Pari M:59.9-69.1 /F:59.9-69.1 cm
Mata Tujuh M:3.51-4.0/ F:4.01-4.5 cm
Mahi-mahi 65 cm
Lencam 45.3 cm
Lemuru 15.0 cm
Betina: 9,9 (TL)
Layaran 156-250 cm
Layang Deles Jantan : 19,6-20,1
Betina : 19,8-20,3
Layang 16,21 FL
Kuwe 42.0 SL
Kurisi F:15-18 cm
Kurau F:28.5-29 cm/ M:22.5-24.3 cm
Kuniran F:13.6-14.3/ M:14.4-15.1 cm
Kerapu 39 cm
Kerang Dara M : 2.720-2.950 cm/ F:2.230-3.050 cm
Kepiting Bakau 9-10 up CL/301-400 gr
Kembung 16,89 FL
Kambing kambing 14.0 TL
Kakap Putih 29-60 cm
Kakap Merah 42.9 FL
Gerotgerot 40.0 cm
Cakalang 40-41.9 cm
Butana 18.0 FL
Belanak 24-26 cm
Bawal Putih 18 cm
Bawal Hitam 22-24 cm
Baronang 24 cm
Barakuda F:66.0 FL/ M:60.0 FL
Banyar 18,03 FL
Supported by
WWF