Oleh Maskur Tamanyira / WWF-Indonesia
Indikator EAFM yang dibangun oleh National Working Group on EAFM dibawah koordinasi Direktorat Sumber daya Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan WWF, PKSPL IPB dan bersama beberapa universitas di Indonesia telah disahkan melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP (18/ Kep-DJPT/ 2014). Indikator EAFM ini berperan sebagai alat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi efektivitas pengelolaan perikanan di Indonesia . Sejalan dengan tujuan tersebut, Sub direktorat Evaluasi dan Pengelolaan Sumber Daya Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan melaksanakan evaluasi pengelolaan sumber daya ikan di Batam pada 23-26 September 2014 dengan menggunakan indikator EAFM.
Untuk melakukan penilaian evaluasi pengeloaan Sumber daya ikan wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 571, 573, 712, 713, dan 714, National Working Group on EAFM dengan dukungan dari WWF menyertakan universitas, institute dan sekolah tinggi yang menjadi learning center EAFM di masing-masing WPP tersebut sebagai lembaga independen untuk memfasilitasi penilaian performa pengelolaan perikanan di tiap WPP bersama-sama dengan para pihak dari dinas tingkat kabupaten/kota dan propinsi yang hadir. Pada kesempatan ini, area WPP 571 didampingi oleh Universitas Syiah Kuala, Aceh dan Universitas Riau; di WPP 573 dikawal oleh Universitas Mataram, dan Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang; pada WPP 712, didampingi oleh Institut Pertanian Bogor dan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta; di WPP 713 ada dibawah koordinasi Universitas Hasanuddin, Makassar dan Sekolah TInggi Perikanan dan Laut, Palu; dan yang terakhir, Universitas Haluoleo, Kendari dan Universitas Pattimura, Ambon bersama mendampingi evaluasi di WPP 714.
Kegiatan diawali dengan pembukaan dari Sekretaris Jenderal Direktorat Perikanan Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Bapak Abdur Rauf Sam untuk kemudian dilanjutkan arahan Direktur Sumber daya Ikan, Bapak Toni Ruchimat dan pengantar dari kepala Sub-direktorat Evaluasi dan Pengelolaan, Ibu Besweni. Kegiatan setelahnya langsung berfokus pada diskusi evaluasi pengelolaan sumber daya ikan di masing-masing WPP. Dihadiri oleh setiap perwakilan Pelabuhan Perikanan dan perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan di masing-masing WPP, tim learning center mencoba memfasilitasi dan mengakomodir semua data untuk ditabulasi dalam form penilaian indikator EAFM pada setiap domain yang terkait, untuk kemudian menghasilkan agregat hasil penilaian dan menampilkan indikator pengenlolaan perikanan di setiap WPP. Selanjutnya, hasil evaluasi pengelolaan ini diturunkan menjadi langkah kerja, jangka panjang, menengah dan pendek. Untuk kemudian dipresentasikan bersama tim kepada seluruh perserta yang hadir untuk diberikan masukan. Sesi diskusi dan masukan kemudian mengakhiri kegiatan ini.
Penilaian pengelolaan perikanan menggunakan indikator EAFM serta transfer pengetahuan dari teman-teman learning center kepada stakeholder terkait di masing-masing WPP telah dilakukan. Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, Sub direktorat Evaluasi dan Pengelolaan Sumber daya Ikan, SDI berencana akan mengundang tim learning center dari masing-masing WPP yang hadir untuk bersama-sama memformulasikan dokumen evaluasi per masing-masing WPP pada bulan Oktober 2014.