Usaha untuk membangun semangat praktik perikanan tuna yang berkelanjutan di Indonesia melalui kajian ilmiah belum berakhir. Simposium Tuna Nasional yang diselenggarakan pada bulan Desember 2014 lalu hanyalah sebuah awalan. WWF-Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil merampungkan dokumen proceeding “Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan” yang telah digarap sejak Januari hingga Maret tahun 2015 ini. Proceeding ini pun siap diunduh bebas untuk publik.
Ada 141 tulisan yang terseleksi beserta hasil sintesis para moderator yang berhasil masuk dalam proceeding dari 180 tulisan yang didaftarkan melalui Simposium Tuna Nasional. Tulisan-tulisan ini merupakan hasil penelitian dan makalah ilmiah tentang perikanan tuna, dan atau kelompok tuna yang biasa disebut TTC – Tuna, Tongkol, Cakalang. Penyusunan proceeding perikanan tuna ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mengumpulkan data-data dan rekomendasi ilmiah terkait enam poin penting yang diangkat pada Simposium Tuna Nasional. (Baca juga:
Gencarkan upaya praktik perikanan berkelanjutan lewat simposium tuna nasional )
Demi mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, data yang akurat dan mutakhir merupakan hal penting untuk menetapkan dasar posisi, seperti stok ikan, penggunaan teknologi, armada dan alat tangkap, keadaan ekonomi dan bisnis, serta kebijakaan yang ada. Rekomendasi ilmiah berperan selanjutnya, yaitu untuk memberikan bahan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam industri perikanan.
Perikanan tuna menduduki peran penting dalam meningkatkan pembangunan perikanan di Indonesia. Dari segi komoditas yang dihasilkan, tuna menduduki komoditas nomor dua setelah udang dalam nilai ekspor hasil perikanan. Indonesia juga menduduki peringkat kelima sebagai negara pengekspor tuna terbesar. Potensi ekonomi dari perikanan tuna ini jelas sangat besar, namun ancaman terhadap populasi dan ekosistem juga tidak main-main.
Dari berbagai penelitian terkini yang dipaparkan dalam simposium, menunjukan bahwa kondisi perikanan tuna Indonesia masih belum aman. Indikasi-indikasi laju dan praktik perikanan yang mengancam penurunan stok ikan tuna di alam masih menghawatirkan. Untuk itu, perlu kerja keras dan kerja sama semua pihak, baik pemerintah, swasta, LSM dan akademisi untuk mengamankan stok tuna Indonesia. Semua ini dilakukan agar sumber daya, bisnis, dan mata pencaharian masyarakat Indonesia yang bernilai ini bisa kita nikmati bersama sepanjang masa.
Oleh karena itu, masih dengan semangat membangun pengelolaan perikanan tuna berkelanjutan yang berlandaskan pemikiran ilmiah yang kuat, diharapkan informasi ilmiah yang terkumpul dalam Simposium Tuna Nasional ini dapat berkontribusi untuk perbaikan pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan di Indonesia. Selain itu, Simposium Tuna Nasional dan proceeding yang dihasilkan ini diharapkan dapat menjadi ajang reguler untuk dukungan kesediaan informasi ilmiah terkini kepada para pengelola perikanan Indonesia.
Klik disini untuk mengunduh dokumen prosiding
Penulis: Novita Eka Syaputri (Communication Assistant for Seafood Savers WWF-Indonesia)