Penyelenggaraan Simposium Tuna Nasional ini merupakan salah satu bentuk usaha untuk mendukung penerapan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) di Indonesia. Bertajuk “Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan di Indonesia”, acara ini berhasil menghimpun 144 pemakalah yang dibagai ke dalam enam kelas untuk mempresentasikan makalahnya. Enam kelas tersebut mewakili masalah-masalah utama dalam perikanan tuna, yaitu status stok untuk perikanan tuna, harvest control rule, perkembangan teknologi dan armada tangkap perikanan tuna yang berkelanjutan, pasar perikanan tuna yang berkelanjutan dan berkeadilan, kebijakan dan pengelolaan tuna yang berkelanjutan, serta persyaratan dan resolusi perikanan Indonesia.
Direktur Sumber Daya Ikan – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Dir. SDI – KKP) Toni Ruchimat yang membuka simposium ini mengatakan bahwa pembenahan aspek pengelolaan, aspek sumber daya, aspek teknologi, hingga aspek data dan informasi masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dibereskan agar tidak berimbas kepada sediaan sumber daya tuna di alam dan kelangsungan bisnis. Selain itu, ada enam pembicara utama (keynote speakers) yang membawakan presentasi seputar pengelolaan perikanan tuna berkelanjutan. Di antaranya adalah Luky Adrianto (Ketua Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan - IPB), Purwanto (Peneliti, Indonesia Marine and Climate Support– IMACS), Abdul Ghofar (Ketua Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan), dan Wawan Ridwan (Direktur Program Coral Triangle - WWF-Indonesia) sebagai moderator. Mereka adalah orang-orang penting yang terlibat dalam inisiasi pengembangan konsep EAFM di Indonesia.
Ini adalah pertama kalinya sebuah simposium diadakan dengan mengusung tema perbaikan pengelolaan perikanan menuju praktik yang berkelanjutan ini. Acara yang berlangsung selama 10 – 11 Desember 2014 kemarin diikuti oleh hampir 250 peserta dari kalangan akademisi, peneliti, hingga dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan dan bertujuan untuk menghimpun informasi seluas-luasnya dari hasil studi maupun temuan lapangan para akademisi, peneliti, dan para pelaku industri mengenai kondisi perikanan tuna Indonesia. Hasil-hasil studi dan temuan tersebut menunjukkan kebutuhan untuk segera melakukan perbaikan perikanan tuna yang mengarah kepada praktik keberlanjutan dan selanjutnya dirumuskan sebagai rekomendasi yang berguna bagi para pembuat kebijakan di Indonesia yang sejalan dengan EAFM.