Tag -berita
KOPDAR KE-9 EAFM: POTENSI, ALOKASI, DAN PELUANG PEMANFAATAN SDI DI WPP 711
Pertemuan Stakeholder Perikanan Tangkap atau Kopi Darat EAFM ke-9, dilaksanakan di ruang pertemuan Arwana GMB II, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada tanggal 23 Januari 2020. Pertemuan kali ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap. Narasumber adalah Dirjen Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, ST. M.Sc dan Ketua Komnas Kajiskan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc, serta moderator adalah Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Dr. Ir. Luky Adrianto. Tema diskusi adalah Potensi, Alokasi, dan Peluang Pemanfaatan SDI di WPP 711.
Pemanfaatan SDI di WPP 711 harus dilandasi data, khususnya dengan…
Publikasi “Prosiding Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Karang Berkelanjutan Indonesia 2015”
Oleh: Dita Larasati (Capture Fisheries Assistant WWF-Indonesia)
Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Karang Berkelanjutan Indonesia telah dilaksanakan pada November 2015 lalu di Bali. Simposium ini dihadiri oleh 75 pemakalah terpilih yang berasal dari berbagai instansi pemerintah, akademisi, serta lembaga swadaya masyarakat untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka tentang perikanan karang di Indonesia, tiga aspek yang menjadi fokus dalam simposium ini yaitu biologi-populasi-ekologi,…
Peningkatan Nilai Indikator Pengelolaan Perikanan Pada Beberapa Lokasi Program WWF
Sejak tahun 2012, WWF-Indonesia bekerja sama dengan Learning Center (LC) EAFM dari beberapa kampus di Indonesia, untuk melakukan penilaian performa pengelolaan perikanan tangkap dengan menggunakan indikator EAFM. Lokasi yang dinilai performa pengelolaan perikanannya, meliputi unit pengelolaan berbasis kabupaten, propinsi, dan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Hasil penilaian EAFM secara detil dapat dilihat dan diunduh dalam 19 laporan EAFM yang disusun oleh setiap LC EAFM di lokasi masing-masing, yaitu:
2012 - EAFM Ikan karang dan Tuna Wakatobi _ UHO Kendari
2012 - EAFM Ikan karang dan Udang Kab. Berau _…
Bersama Menuju Pengelolaan Perikanan Krustasea Berkelanjutan
Salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat adalah krustasea – seperti udang, lobster, kepiting, dan rajungan. Nilai ekonomi yang dihasilkan dari komoditas perikanan ini pada tahun 2010-2014 mencapai 6,8 triliun, atau 5.98 % dari total GDP Indonesia dari sektor perikanan tangkap di tahun 2014. Bahkan, rajungan merupakan komoditas andalan ekspor ke Ameriska (56 %) dan Jepang (26 %). Keputusan Menteri…
MATERI PEMBICARA SIMPOSIUM NASIONAL KRUSTASEA 2017
Pada tanggal 15-16 Mei 2017, digelar Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Krustasea Berkelanjutan di Gedung Mina Bahari (GMB) 4 Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jln. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Atas kerja sama WWF-Indonesia dengan Pusat Riset Perikanan (PUSRISKAN) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (KOMNAS KAJISKAN), Institut Pertanian Bogor (IPB), Yayasan TAKA, serta beberapa pihak terkait lainnya. Banyak penelitian dan kajian ilmiah terbaru terkait perikanan krustasea yang dihasilkan.
Berikut adalah materi-materi yang diberikan oleh pembicara Simposium Nasional Krustasea 2017:
KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERIKANAN KRUSTASE DI WPP-NRI…
Call for Proposal, Penilaian Indikator IUU Fishing di Indonesia
Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) fishing atau kegiatan perikanan yang tidak sah, tidak terlaporkan, dan tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku telah menjadi isu bersama untuk diberantas praktiknya di Indonesia. Terutama apabila melihat dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya IUU Fishing diantaranya penurunan stok ikan, rusaknya ekosistem, ketiadaan data serta dampak lain yang sangat merugikan perikanan di Indonesia.
Dalam rangka memerangi praktek IUU Fishing di Indonesia, diperlukan data yang kuat dan akurat yang akan menjadi landasan tindak lanjut dalam upaya pemberantasannya. Data tersebut diambil terhadap praktik-praktik perikanan yang terjadi melalui survey independen secara langsung di lapangan dengan menggunakan formulir penilaian…
KKP Siapkan 2262 Enumerator Untuk Sukseskan Program Satu Data
KKPNews, Jakarta – Data kerap kali menjadi polemik karena kesimpangsiuran data yang beredar. Padahal data yang akurat sangat diperlukan untuk mengatasi sejumlah problem yang ada di sektor kelautan dan perikanan. Misalnya saja data produksi perikanan saat ini masih beragam padahal, validasi data tersebut sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan sumber daya ikan.
Alhasil untuk memperoleh data yang akurat, mau tidak mau Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus berbenah. Sebagai upaya meningkatkan kualitas data, KKP mengusung program satu data (one data). Program Satu Data KKP bertujuan untuk menyatukan data yang diperlukan agar nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan…
KKP GELAR KEGIATAN SINERGI PENGAWASAN DI LAUT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk tegas memberantas penangkapan ikan secara ilegal. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menegaskan pihaknya turut mengambil peran sebagai motor penggerak dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia bersama aparat penegak hukum lainnya yang tergabung dalam Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan secara Ilegal atau Satgas 115.
“Penegakan kedaulatan laut Indonesia yang dilakukan dua tahun terakhir merupakan amanat Undang-undang nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan…
KKP SIAP BERANTAS IUU FISHING DAN SEAFOOD FRAUD
Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing dan seafood fraud menjadi masalah serius Indonesia dan dunia. Eksploitasi hasil laut besar-besaran merajalela dimana-mana. Kelestarian sumber daya ikan perairan laut dunia yang terancam saat ini membutuhkan peraturan global yang mengikat negara pengekspor hasil laut.
Gejala overfishing ditenggarai menaruh peran besar yang menjadi penyebab kepunahan ekosistem laut pada sejumlah perairan dunia akibat praktek IUU Fishing dan Seafood Fraud. Hal ini mendorong mayoritas negara…
SHTI JADI ‘PAGAR’ HASIL LAUT INDONESIA
Indonesia menjadi sorotan dunia terkait kebijakan strategis dalam memberantas IUU fishing. Hal ini sejalan dengan ketentuan Uni Eropa (UE) dan Amerika serikat (AS) dalam memerangi kejahatan hasil laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya melindungi hasil laut Indonesia yang masuk ke perdagangan global bebas dari hasil praktek IUU Fishing.
Selain IUU fishing, isu yang kian marak terkait seafood fraud yang meliputi kegiatan mislabeling (pencantuman label atau informasi…
Collection of Capture Fisheries Research
Status of Stock of Fish Resources
KEPMEN 50/2017
KEPMEN 50/2017
O | M | U |
Overfishing | Moderate | Underfishing |
WPP-571 | |
Cumi-cumi | M |
---|---|
Ikan Demersal | U |
Ikan Karang | U |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | M |
Kepiting | O |
Lobster | O |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | O |
WPP-572 | |
Cumi-cumi | U |
Ikan Demersal | M |
Ikan Karang | U |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | M |
Kepiting | U |
Lobster | M |
Rajungan | U |
Udang Penaeid | O |
WPP-573 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | U |
Ikan Karang | O |
Ikan Pelagis Besar | O |
Ikan Pelagis Kecil | O |
Kepiting | U |
Lobster | M |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | O |
WPP-711 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | M |
Ikan Karang | O |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | O |
Kepiting | O |
Lobster | M |
Rajungan | O |
Udang Penaeid | M |
WPP-712 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | M |
Ikan Karang | O |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | U |
Kepiting | M |
Lobster | O |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | O |
WPP-713 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | M |
Ikan Karang | O |
Ikan Pelagis Besar | O |
Ikan Pelagis Kecil | O |
Kepiting | M |
Lobster | O |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | M |
WPP-714 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | M |
Ikan Karang | M |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | U |
Kepiting | O |
Lobster | O |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | U |
WPP-715 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | U |
Ikan Karang | U |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | U |
Kepiting | O |
Lobster | O |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | M |
WPP-716 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | U |
Ikan Karang | O |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | U |
Kepiting | O |
Lobster | M |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | M |
WPP-717 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | U |
Ikan Karang | M |
Ikan Pelagis Besar | O |
Ikan Pelagis Kecil | M |
Kepiting | M |
Lobster | O |
Rajungan | O |
Udang Penaeid | U |
WPP-718 | |
Cumi-cumi | O |
Ikan Demersal | M |
Ikan Karang | O |
Ikan Pelagis Besar | M |
Ikan Pelagis Kecil | M |
Kepiting | M |
Lobster | M |
Rajungan | M |
Udang Penaeid | M |
Size of Mature Gonad Some Types of Fish
Fish | Length |
---|---|
Tuna Sirip Kuning | 137,50 (FL) |
Tuna Sirip Biru | 140 cm |
Tuna Mata Besar | Jantan : 140,5-151,9 Betina : 133,5-137,9(FL) |
Tuna Albakor | 107.5 cm |
Tongkol Krai | 29-30 cm |
Tongkol Komo | 40-65 cm |
Tongkol | 35 cm |
Teripang | 16 cm,184 gr |
Teri Jengki | 6 cm |
Tenggiri | 40-45 cm |
Tembang | 11,95 FL |
Slanget | Jantan : 13,9-14,6 Betina : 13,1-13,8 (TL) |
Selar Kuning | J: 13,9-14,2 B: 13,5-13,8 (TL) |
Selar Bentong | 20,80 FL |
Rajungan | 7-9 cm (CL) |
Peperek | 13.0 SL |
Pari Manta | 380-460 cm |
Pari | M:59.9-69.1 /F:59.9-69.1 cm |
Mata Tujuh | M:3.51-4.0/ F:4.01-4.5 cm |
Mahi-mahi | 65 cm |
Lencam | 45.3 cm |
Lemuru | 15.0 cm Betina: 9,9 (TL) |
Layaran | 156-250 cm |
Layang Deles | Jantan : 19,6-20,1 Betina : 19,8-20,3 |
Layang | 16,21 FL |
Kuwe | 42.0 SL |
Kurisi | F:15-18 cm |
Kurau | F:28.5-29 cm/ M:22.5-24.3 cm |
Kuniran | F:13.6-14.3/ M:14.4-15.1 cm |
Kerapu | 39 cm |
Kerang Dara | M : 2.720-2.950 cm/ F:2.230-3.050 cm |
Kepiting Bakau | 9-10 up CL/301-400 gr |
Kembung | 16,89 FL |
Kambing kambing | 14.0 TL |
Kakap Putih | 29-60 cm |
Kakap Merah | 42.9 FL |
Gerotgerot | 40.0 cm |
Cakalang | 40-41.9 cm |
Butana | 18.0 FL |
Belanak | 24-26 cm |
Bawal Putih | 18 cm |
Bawal Hitam | 22-24 cm |
Baronang | 24 cm |
Barakuda | F:66.0 FL/ M:60.0 FL |
Banyar | 18,03 FL |