Article

Pengelolaan Perikanan Basis EAFM di Manggarai Barat

    Read 6168 times berita

Oleh Tim Coral Triangle / WWF-Indonesia


Kabupaten Manggarai Barat sebagai salah satu kabupaten di kawasan yang terdapat di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 dan 573 diperhitungkan memiliki kekayaan sumberdaya perikanan, yang hingga saat ini belum dikelola dengan baik . Kebijakan perikanan yang dilakukan dengan pendekatan ekosistem perlu dilaksanakan untuk memastikan tercapainya perikanan berkelanjutan di Kabupaten tersebut.
 
WWF-Indonesia sebagai bagian National Working Group II untuk Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management/EAFM), bekerjasama dengan Universitas Kristen Artha Wacana dan Politeknik Pertanian Kupang telah menilai performa pengelolaan perikanan di Kabupaten ini dengan indikator EAFM pada 2013 yang memberikan rekomendasi bahwa hasil pengelolaan perikanan di kawasan ini bernilai sedang.
 
Dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan perikanan EAFM tersebut, WWF-Indonesia pada tanggal 14-15 Agustus 2014 lalu, bersama dengan tim Politeknik Pertanian Kupang, selaku learning center EAFM di Nusa Tenggara Timur mengadakan diseminasi penelitian hiu, pari manta, dan perikanan berkelanjutan berbasis EAFM di Kabupaten Manggarai Barat. Bertempat di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Labuhan Bajo, kegiatan ini diikuti sejumlah pemangku jabatan yakni Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Balai Taman Nasional Komodo, serta pihak-pihak terkait seperti perwakilan nelayan, dive operator, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat. 
 
Salah satu permasalahan yang mengemuka dalam diskusi tersebut adalah minimnya ketersediaan data terkait dengan indikator habitat dan ekosistem, sumber daya ikan, dan teknologi penangkapan ikan yang memunculkan warna merah (bernilai buruk). Melalui pertemuan ini, dilaksanakan klarifikasi oleh tim penilai dengan stakeholder terkait. Beberapa poin mengalami perubahan nilai, diantaranya mengenai jumlah kasus pelanggaran di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Pihak Taman Nasional Komodo yang diwakili Lukman Hidayat menyebutkan bahwa nilai pelanggaran dalam laporan EAFM tersebut terlalu tinggi. Hal tersebut tidak seperti yang tercantum dalam laporan yang dimiliki oleh pihak Balai. Namun tim ahli menjelaskan bahwa nilai bisa berubah asalkan ada data yang berkaitan dengan indikator penilaian tersedia. 
 
Pada akhir pertemuan, dirumuskan beberapa hal sekaligus rencana tindak lanjut yang disepakati oleh para peserta. Diantaranya tim ahli akan menyusun naskah akademis berdasarkan hasil diseminasi tersebut terkait dua hal, yakni perlindungan hiu dan pari manta dan perikanan berkelanjutan. Sedangkan tindaklanjutnya adalah pembentukan kelompok kerja lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam mengawal penerapan EAFM yang akan disahkan dengan Surat Keputusan Bupati. 
Collection of Capture Fisheries Research
Status of Stock of Fish Resources
KEPMEN 50/2017
O M U
Overfishing Moderate Underfishing
WPP-571
Cumi-cumi M
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-572
Cumi-cumi U
Ikan Demersal M
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting U
Lobster M
Rajungan U
Udang Penaeid O
WPP-573
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting U
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-711
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting O
Lobster M
Rajungan O
Udang Penaeid M
WPP-712
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-713
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-714
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid U
WPP-715
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-716
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-717
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster O
Rajungan O
Udang Penaeid U
WPP-718
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
Size of Mature Gonad Some Types of Fish
Fish Length
Tuna Sirip Kuning 137,50 (FL)
Tuna Sirip Biru 140 cm
Tuna Mata Besar Jantan : 140,5-151,9  
Betina : 133,5-137,9(FL)
Tuna Albakor 107.5 cm
Tongkol Krai 29-30 cm
Tongkol Komo 40-65 cm
Tongkol 35 cm
Teripang 16 cm,184 gr
Teri Jengki 6 cm
Tenggiri 40-45 cm
Tembang 11,95 FL
Slanget Jantan : 13,9-14,6
Betina : 13,1-13,8 (TL)
Selar Kuning J: 13,9-14,2
B: 13,5-13,8 (TL)
Selar Bentong 20,80 FL
Rajungan 7-9 cm (CL)
Peperek 13.0 SL
Pari Manta 380-460 cm
Pari M:59.9-69.1 /F:59.9-69.1 cm
Mata Tujuh M:3.51-4.0/ F:4.01-4.5 cm
Mahi-mahi 65 cm
Lencam 45.3 cm
Lemuru 15.0 cm
Betina: 9,9 (TL)
Layaran 156-250 cm
Layang Deles Jantan : 19,6-20,1
Betina : 19,8-20,3
Layang 16,21 FL
Kuwe 42.0 SL
Kurisi F:15-18 cm
Kurau F:28.5-29 cm/ M:22.5-24.3 cm
Kuniran F:13.6-14.3/ M:14.4-15.1 cm
Kerapu 39 cm
Kerang Dara M : 2.720-2.950 cm/ F:2.230-3.050 cm
Kepiting Bakau 9-10 up CL/301-400 gr
Kembung 16,89 FL
Kambing kambing 14.0 TL
Kakap Putih 29-60 cm
Kakap Merah 42.9 FL
Gerotgerot 40.0 cm
Cakalang 40-41.9 cm
Butana 18.0 FL
Belanak 24-26 cm
Bawal Putih 18 cm
Bawal Hitam 22-24 cm
Baronang 24 cm
Barakuda F:66.0 FL/ M:60.0 FL
Banyar 18,03 FL
Supported by
WWF