Article

Call for Papers: Simposium Perdana ”Dugong dan Habitat Lamun” di Indonesia

    Read 2162 times berita
Oleh: Casandra Tania (Marine Species Officer, WWF-Indonesia) dan Dwi Suprapti (Marine Species Conservation Coordinator, WWF-Indonesia)
 
Dugong (Dugong dugon) atau biasa dikenal dengan nama Duyung merupakan satu dari 35 jenis Mamalia laut yang dijumpai tersebar di perairan Indonesia, khususnya di habitat padang lamun. Meskipun bertubuh besar dengan bobot mencapai 600 kg, namun satwa laut menyusui ini memiliki perilaku yang ramah dan hidup berasosiasi secara khusus dengan ekosistem lamun sebagai habitat pakannya.
 
Dugong memiliki ancaman kehidupan yang begitu komplek. Secara alami dugong memiliki reproduksi yang lambat, dimana membutuhkan waktu 10 tahun untuk menjadi dewasa dan memerlukan waktu 14 bulan untuk melahirkan satu individu baru pada interval 2,5 - 5 tahun. Ancaman lainnya yaitu tertangkapnya dugong secara tidak sengaja oleh alat tangkap perikanan (bycatch), perburuan masif untuk pemanfaatan daging, taring serta air mata dugong yang disinyalir memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
 
Fenomena terdampar pun tak jarang berakhir dengan kematian pada dugong, sehingga berpengaruh terhadap populasinya di alam. Selain itu, degradasi habitat dan pencemaran diduga telah menyebabkan rusaknya padang lamun sebagai habitat pakan dugong. Oleh karena itulah populasi dugong begitu terancam sehingga membutuhkan upaya perlindungan yang lebih kuat.
 
Secara Nasional dugong dilindungi melalui UU No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya hayati dan ekosistemnya serta UU No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan. Sedangkan secara internasional dugong telah terdaftar didalam ‘Global Red List of IUCN’ sebagai ‘Vulnerable to extinction’ atau rentan terhadap kepunahan dan juga telah masuk kedalam Appendix I CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) yang  ini berarti bagian tubuh dugong tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun.
 
Mekipun secara nasional dan internasional dugong telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi namun upaya konservasinya belum berjalan optimal. Minimnya data dan informasi baik terhadap Dugong maupun habitatnya, menyebabkan keterbatasan dalam aksi konservasi terkait Dugong dan lamun di Indonesia.
 
Untuk mengumpulkan informasi terkini mengenai aspek biologi, ekologi, ancaman, dan pemanfaatan dugong serta habitat lamunnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan WWF-Indonesia mengundang  akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berkontribusi dengan mengirimkan abstrak untuk pelestarian populasi Dugong di Indonesia. Empat pemakalah terpilih akan diberangkatkan untuk menghadiri Simposium Nasional Dugong dan Habitat Lamun di Bogor pada tanggal 20-21 April 2016 mendatang. (Pendaftaran melalui: http://goo.gl/forms/xMBXKrToLc)
 
Melalui simposium ini diharapkan dapat menakar status terkini tentang populasi dan pengelolaan dugong serta habitat lamunnya, menginisiasi dan memperkuat jejaring pemerhati dugong di Indonesia, serta menyusun rekomendasi dan panduan teknis mengenai metode survei serta pemantauan terhadap populasi dugong dan habitat lamun.
 
Bagi para perumus kebijakan, akademisi, peneliti, praktisi, dan pemerhati dugong dan lamun, mari bergabung dalam kegiatan simposium ini! Penerimaan abstrak telah dibuka sampai dengan tanggal 25 Maret 2016. Jadilah bagian dalam inisiatif pelestarian populasi dugong dan habitat lamun di Indonesia.
Collection of Capture Fisheries Research
Status of Stock of Fish Resources
KEPMEN 50/2017
O M U
Overfishing Moderate Underfishing
WPP-571
Cumi-cumi M
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-572
Cumi-cumi U
Ikan Demersal M
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting U
Lobster M
Rajungan U
Udang Penaeid O
WPP-573
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting U
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-711
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting O
Lobster M
Rajungan O
Udang Penaeid M
WPP-712
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid O
WPP-713
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil O
Kepiting M
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-714
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid U
WPP-715
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang U
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster O
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-716
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil U
Kepiting O
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
WPP-717
Cumi-cumi O
Ikan Demersal U
Ikan Karang M
Ikan Pelagis Besar O
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster O
Rajungan O
Udang Penaeid U
WPP-718
Cumi-cumi O
Ikan Demersal M
Ikan Karang O
Ikan Pelagis Besar M
Ikan Pelagis Kecil M
Kepiting M
Lobster M
Rajungan M
Udang Penaeid M
Size of Mature Gonad Some Types of Fish
Fish Length
Tuna Sirip Kuning 137,50 (FL)
Tuna Sirip Biru 140 cm
Tuna Mata Besar Jantan : 140,5-151,9  
Betina : 133,5-137,9(FL)
Tuna Albakor 107.5 cm
Tongkol Krai 29-30 cm
Tongkol Komo 40-65 cm
Tongkol 35 cm
Teripang 16 cm,184 gr
Teri Jengki 6 cm
Tenggiri 40-45 cm
Tembang 11,95 FL
Slanget Jantan : 13,9-14,6
Betina : 13,1-13,8 (TL)
Selar Kuning J: 13,9-14,2
B: 13,5-13,8 (TL)
Selar Bentong 20,80 FL
Rajungan 7-9 cm (CL)
Peperek 13.0 SL
Pari Manta 380-460 cm
Pari M:59.9-69.1 /F:59.9-69.1 cm
Mata Tujuh M:3.51-4.0/ F:4.01-4.5 cm
Mahi-mahi 65 cm
Lencam 45.3 cm
Lemuru 15.0 cm
Betina: 9,9 (TL)
Layaran 156-250 cm
Layang Deles Jantan : 19,6-20,1
Betina : 19,8-20,3
Layang 16,21 FL
Kuwe 42.0 SL
Kurisi F:15-18 cm
Kurau F:28.5-29 cm/ M:22.5-24.3 cm
Kuniran F:13.6-14.3/ M:14.4-15.1 cm
Kerapu 39 cm
Kerang Dara M : 2.720-2.950 cm/ F:2.230-3.050 cm
Kepiting Bakau 9-10 up CL/301-400 gr
Kembung 16,89 FL
Kambing kambing 14.0 TL
Kakap Putih 29-60 cm
Kakap Merah 42.9 FL
Gerotgerot 40.0 cm
Cakalang 40-41.9 cm
Butana 18.0 FL
Belanak 24-26 cm
Bawal Putih 18 cm
Bawal Hitam 22-24 cm
Baronang 24 cm
Barakuda F:66.0 FL/ M:60.0 FL
Banyar 18,03 FL
Supported by
WWF