Yayasan WWF Indonesia Hibahkan Kapal Riset dan Edukasi -Menami ke BRSDM KP
Banyuwangi, 9 Oktober 2022. Kapal Motor Floating Rangers Station atau KM. FRS Menami adalah kapal phinisi yang merupakan kapal riset dan edukasi Yayasan WWF Indonesia secara resmi dihibahkan dan diserahterimakan kepada Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menami akan melanjutkan tugasnya bersama Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi yang berada dibawah naungan BRSDM KP.
“Sejak tahun 2004, Menami telah mengarungi perairan Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, hingga perairan Bentang laut Sunda - Banda sebagai kapal riset dan edukasi konservasi kelautan tim Yayasan WWF Indonesia dan para mitra, sudah saatnya KM. Menami melanjutkan tugasnya yang lebih besar . Kami sangat bangga dapat mendukung Program Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan, riset, pelatihan dan penyuluhan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan khususnya di wilayah bentang laut Sunda Banda dan juga mempercepat capaian dan target-target SDG Indonesia,” ujar Aditya Bayunandaselaku Acting Chief Executive Officer Yayasan WWF Indonesia.
Hibah ini juga bertujuan untuk menjadikan Menami sebagai sarana pendukung peningkatan kapasitas, pengembangan dan penerapan kegiatan, serta pelaksanaan pengabdian masyarakat terkait sumber daya kelautan, perikanan, dan konservasi yang akan dilaksanakan oleh BRSDM KP. Serah terima dilakukan oleh Lukas Adhyakso, kepada Dr. I Nyoman Radiarta, S.Pi, M.Sc selaku Kepala BRSDM KP.
"Kami sampaikan terima kasih kepada Yayasan WWF Indonesia atas dihibahkannya KM. FRS Menami. Kami yakin kapal ini dapat bermanfaat untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya bagi kami di BRSDM KP yang memiliki fokus utama di riset dan pengembangan sumber daya manusia," ujar Dr. I Nyoman Radiarta,Kepala Badan BRSDM KP.
Menami adalah sebutan lokal masyarakat Wakatobi untuk salah satu ikan karang bernilai ekonomis tinggi, yaitu ikan napoleon atau napoleon wrasse (Cheilinus undulatus). Nama ini diberikan karena KM. FRS Menami mengawali tugasnya sebagai kapal riset dan edukasi konservasi sumber daya kelautan dan perikanan yang beroperasi di perairan Wakatobi. Kapal ini kerap digunakan untuk kegiatan pengambilan data, monitoring kesehatan ekosistem laut, hingga penjangkauan dan penyadartahuan masyarakat pesisir yang tinggal di daerah-daerah remote dan minim akses.
Kapal ini telah menemani berbagai kegiatan penelitian seperti pemantauan kesehatan ekosistem terumbu karang dan sosial ekonomi pesisir pada Ekspedisi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 dan 2016, serta Ekspedisi di perairan Alor, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014 dan 2017. Menami juga sering terlibat untuk kegiatan-kegiatan kemanusian seperti dukungan kepada kegiatan tenaga medis dan pengajar desa/kampung, bakti sosial dll.
Sebagai penunjang fungsi kapal riset dan edukasi, KM. Menami yang berbobot 63 GT memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter danberkapasitas 16 penumpang ini dilengkapi dengan fasilitas kelengkapan navigasi, ruang pertemuan, ruang kerja, area alat penyelaman, area dapur dan logistik, 8 kamar tamu/VIP, dan 8 kamar ABK (anak buah kapal), 6 kamar mandi, ruang terbuka pada bagian deck, serta dukungan sarana edukasi dan riset lainnya. Dengan sarana tersebut, Menami mampu melayani kegiatan riset, edukasi dan pelatihan di semua wilayah perairan dan penjuru nusantara untuk penguatan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan di Indonesia.