Desi Harmiyati. C24052659. Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor
Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan
Seribu. Dibimbing oleh Mennofatria Boer dan Zairion.
Ikan ekor kuning merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting yang terdapat di Perairan Kepulauan Seribu. Nilai ekonomis yang tinggi disertai permintaan yang terus meningkat, menjadikan ikan ini sebagai salah satu target utama penangkapan. Namun pada kenyataannya sumberdaya ikan ekor kuning mengalami tekanan penangkapan yang akan berdampak negatif terhadap populasi ikan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu selama periode bulan Maret sampai Mei 2009, dengan tujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang, menentukan parameter pertumbuhan, mengkaji pola pertumbuhan, menentukan nilai hasil
tangkapan per satuan upaya, dan menduga musim penangkapan yang baik, guna memberikan suatu usulan model pengelolaan yang sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut.
Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pengambilan ikan contoh dan wawancara terhadap nelayan berdasarkan kuisioner, sedangkan data sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan upaya tangkap beberapa tahun terakhir, dokumen atau literatur yang mendukung penelitian. Dari 13 jumlah nelayan muroami, ikan contoh yang diambil berasal hanya dari satu nelayan saja yang mendarat di PPI Pulau Pramuka dengan dasar pertimbangan mengambil 10% dari total jumlah nelayan muroami yang ada. Nelayan yang terpilih diambil secara acak dengan menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode penarikan contoh berlapis (stratified random sampling) adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya. Ikan contoh dibedakan berdasarkan ukurannya yaitu kecil, sedang, dan besar. Total ikan contoh yang diambil sebanyak 150 ekor setiap bulan. Pengambilan contoh responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja berdasarkan kesediaan anggota populasi.
Ikan ekor kuning yang diamati berjumlah 450 ekor dengan kisaran panjang antara 75?294 mm yang terbagi dalam 22 kelas dengan interval kelas sebesar 10 mm. Kelompok ukuran ikan dipisahkan dengan metode Bhattacarya menggunakan bantuan software FISAT II. Selanjutnya koefisien pertumbuhan (K) dan panjang asimtotik (L∞) diduga dengan plot Ford Walford, dan umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol (t0) menggunakan rumus Pauly. Berdasarkan metode Bhattacharya, didapat kurva normal yang menggambarkan jumlah kohort sebaran frekuensi panjang yang ada.
Persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning jantan adalah Lt = 303,00 (1?e?0,55(t+0,0793)),sedangkan persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning betina adalah Lt = 303,98 (1?e?0,19(t+0,2389)) dan persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning secara total adalah Lt =303,28 (1?e?0,35(t+0,1268)). Nilai b didapat dari hubungan panjang berat ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu sebesar 3,009. Pola pertumbuhan ikan ekor kuning isometrik (p<0,05) dengan persamaan pertumbuhan W=2x10?5L3,009, sedangkan nilai b ikan ekor kuning betina sebesar 3,242 dengan persamaan pertumbuhan W=6x10?6L3,242, pola pertumbuhan ikan ekor kuning betina allometrik positif (p<0,05) dan nilai b dari ikan ekor kuning jantan sebesar 2,579 dengan persamaan pertumbuhan W=17x10?5L2,579, pola pertumbuhan ikan ekor kuning jantan allometrik negatif (p<0,05).
Perkembangan hasil tangkapan ikan ekor kuning yang tertangkap dengan menggunakanalat tangkap muroami di Perairan Kepulauan Seribu pada tahun 2003?2007 terjadi kenaikan. Hal ini diduga karena pengaruh musim setiap tahun berubah, selain itu karena bertambahnya jumlah kapal penangkapan dan alat tangkap mengakibatkan menurunnya nilai hasil produksi tangkapan per tahun. Total tangkapan ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu periode bulan Mei 2007?Maret 2008 pada kedua musim tertinggi pada bulan Maret dan bulan November. Berdasarkan hasil penelitian ini, alternatif strategi pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning diantaranya adalah pencegahan overfishing dapat dilakukan dengan: (1) pengaturan alat tangkap, yakni pengaturan mesh size jaring muroami pada bagian
kantong agar lebih besar dari 1 inchi; (2) pengaturan upaya penangkapan; (3) dalam jangka pendek dapat dilakukan schedule of fishing, yaitu kegiatan pengaturan penangkapan seperti adanya sistem buka tutup untuk suatu lokasi penangkapan; (4) perlunya menerapkan sistem monitoring serta pendataan secara sistematis dan kontinu terhadap produksi ikan yang bernilai jual, ikan konsumsi, bahkan ikan yang terbuang (by catch).